Telat Kah Kita Belajar Saham?

--David Wijaya

Telat kah kita belajar saham ketika usia tidak lagi muda. Seperti yang kita ketahui, saat ini saham sudah menjadi topik pembicaraan hangat sehari-hari oleh setiap orang. Namun, beberapa orang mungkin masih saja kebingungan dan tidak tau harus mulai dari mana untuk mempelajari berbagai hal mengenai saham. Oleh karena itu, hari ini kita akan langsung capcus biar teman-teman kenal dan tidak takut untuk belajar saham.

Secara definisi saham merupakan bukti kepemilikan suatu individu atau badan usaha pada sebuah perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat dan di transaksikan di bursa efek. Mudahnya, jika kita membeli suatu saham di perusahaan tertentu berarti kita turut andil dalam perusahaan tersebut. Kita bisa ikut RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan cuan dari capital gain serta dividen, namun kita jangan pusing hehehe. Ini akan kita bahas di chapter chapter selanjutnya.

Untuk membeli suatu saham, tentunya kita tidak perlu datang ke bursa saham untuk membeli saham. Sekarang ini sudah banyak sekuritas yang menyediakan aplikasi secara online untuk membeli dan menjual saham secara real time. Silahkan menggunakan aplikasi dari sekuritas favorit kalian dan tentunya harus legal ya di Indonesia.

Mari kita belajar mengenai kategori saham berdasarkan kapitalisasi pasarnya :

Saham Lapis Satu (First Liner/Big Cap/Blue Chip)

Saham first liner atau dikenal sebagai saham blue chip umumnya memiliki nilai kapitalisasi pasar besar, yakni di atas Rp10 T dengan kinerja keuangan yang baik dan harga yang cenderung stabil. Contoh : AKRA, BBCA, dan MDKA.

Saham Lapis Dua (Second Liner/Medium Cap)

Saham second liner umumnya memiliki nilai kapitalisasi pasar medium, yakni Rp500M-10T dengan kinerja keuangan yang baik dan harga yang cenderung fluktuatif. Contoh : BBKP, WSKT, dan LSIP.

Saham Lapis Tiga (Third Liner/Small Cap)

Saham third liner atau dikenal saham gorengan umumnya memiliki nilai kapitalisasi pasar kecil, yakni dibawah Rp500M dengan harga saham yang relatif kecil dan harga yang cenderung sangat fluktuatif. Contoh : APII, FIRE, dan SDMU.

Tentunya setiap perusahaan memiliki kapitalisasi pasar dan kondisi perusahaan yang beragam. Sebelum memulai memutuskan untuk ingin menginvestasikan ke perusahaan mana. Sebaiknya mulailah terlebih dahulu pada saham lapis satu (Blue Chip).

Hal ini di karenakan perusahaan ini umumnya memiliki harga yang cenderung lebih stabil dan cocok untuk dipelajari secara lebih mendalam baik teknikal maupun fundamental dari perusahaan tersebut. Berikut lampiran pergerakan saham bluechip sepanjang 2021 yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk investasi.

Lampiran pergerakan saham bluechip sepanjang 2021

Memulai sesuatu merupakan hal yang harus di lakukan oleh kita yang ingin memulai belajar. Tetapi bukan berarti kita memulai tanpa ilmu-ilmu dasar atau referensi mengenai hal tersebut.

Sumber:

https://www.idxchannel.com/market-news/intip-deretan-saham-blue-chip-terbaik-sepanjang-2021

https://www.most.co.id/belajar-investasi/saham/tentang-saham

Penulis: David Wijaya

Kategori: Lain-Lain