MENGENAL VALUE DAN GROWTH INVESTING

Ilustrasi value dan growth investing | groww.in

Investasi sering di kategorikan menjadi 2 jenis fundamental, yakni Value and Growth Investing. Meskipun berbeda, bukan berarti kita tidak bisa menggunakan kedua fundamental tersebut untuk diversifikasi saham yang berdasarkan value dan growth. Yuk mari kita bahas perbedaannya bersama.

Growth Investing

Growth investing merupakan gaya dan strategi investasi yang berfokus pada peningkatan nilai kapitalisasi sang investor. Investor yang melakukan growth investing biasanya akan mencari saham yang berpotensi “tumbuh” atau growth stocks. Growth investor melakukan penilaian terhadap potensi perusahaan sebelum melakukan investasi. Saham-saham yang termasuk dalam kategori potensial, umumnya mempunyai harga mahal. Bahkan, harganya kerap melebihi harga wajar di pasaran. Saham perusahaan yang kerap menjadi incaran para growth investor biasanya adalah perusahaan baru. Mereka tengah rajin-rajinnya melakukan ekspansi. Perusahaan itu pun menjanjikan inovasi dan secara finansial belum berada pada tahap mapan. Perusahaan ini berkemungkinan besar untuk mengalami pertumbuhan dengan cepat sehingga akan meningkatkan pendapatan serta laba yang perlahan mempengaruhi harga saham. Kalau melakukan investasi pada perusahaan yang tepat, investor bisa memperoleh profit sangat tinggi. Contoh perusahaan growth investing yang terkenal adalah Netflix dan Amazon. Kedua perusahaan ini mengedepankan kemajuan teknologi dan infrastruktur di bandingkan laba yang di peroleh.

Value Investing

Value investing merupakan metode untuk membeli saham di bawah harga wajarnya. Sering disebut juga saham undervalue yang kemudian akan dijual pada harga wajarnya. Value investing cocok untuk investor dengan tingkat kesabaran tinggi karena keuntungan maksimal justru diperoleh saat saham dijual beberapa tahun kemudian. Cara paling sederhana untuk memulai strategi value investing adalah mencari saham yang undervalue berdasarkan laporan keuangannya. Kita perlu sering melihat laporan keuangan dan analisis nilai intrinsik dari perusahaan-perusahaan potensial untuk membandingkan dengan harga saham saat ini. Nilai intrinsik ini ditentukan dengan mengevaluasi aspek fundamental perusahaan. Hal ini termasuk melihat model bisnis, manajemen, laporan keuangan dan situasi kompetitifnya. Salah satu contoh penganut value investor di dunia dan indonesia adalah Warren Buffett dan Lo Kheng Hong.

Prinsip dari seorang value investor adalah hanya membeli saham yang kinerjanya bagus dan di jual murah, artinya berada di bawah nilai intrinsiknya. agar tidak terjadi bias dengan definisi “undervalue/murah” maka perlu dinilai valuasi saham yang kita incar.

Contohnya adalah dengan melihat parameter rasio keuangan seperti Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV), saham harga Rp100 per lembar bisa saja lebih ‘mahal’ valuasinya di bandingkan saham dengan harga Rp5.000 per lembar. Selain itu, masih ada banyak parameter rasio keuangan lainnya yang dapat di jadikan acuan seperti EPS, PER, PBV, ROA, dan ROE yang akan kita bahas di chapter-chapter selanjutnya.

Sumber :

https://blog.amartha.com/strategi-investasi-growth-investing/#:~:text=Perlu%20kamu%20tahu%2C%20growth%20investing,%E2%80%9Ctumbuh%E2%80%9D%20atau%20growth%20stocks.

https://pluang.com/id/blog/resource/growth-investing-adalah

https://www.nerdwallet.com/article/investing/value-vs-growth-investing-styles#:~:text=Value%20and%20growth%20refer%20to,average%20returns%20(growth%20stocks).

https://www.mncsekuritas.id/pages/bongkar-rahasia-value-investing

https://groww.in/blog/growth-vs-value-investing-which-is-better

Penulis:

Kategori: Lain-Lain

Join the Conversation

1 Comment

  1. Прелагаю посетить популярный сайт, на котором можно найти информацию на все случаи жизни.
    Много полезных и интересных статей в категории: Конфликты
    Подписывайтесь и получайте постоянные обновления. Пользуйтесь сервисами, делитесь информацией, находите дрeзей!

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Link berhasil disalin