Cara Analisis Potensi Kebangkrutan Perusahaan

Pada artikel sebelumnya kita sudah pernah bahas nih betapa pentingnya analisa potensi kebangkrutan perusahaan. Sekarang, kita akan membahas hal paling penting dalam analisis potensi kebangkrutan, yaitu cara menghitung dan analisanya. Pasti sobat sudah penasaran banget, ‘kan? Yuk langsung saja kita bahas!

Dalam menganalisa potensi kebangkrutan, terdapat empat metode untuk menganalisanya. Metode-metode itu antara lain :

Analisis Potensi Kebangkrutan Metode Altman Z-Score

Analisis Z-Score adalah suatu alat/metode untuk memprediksi kondisi perusahaan apakah dalam keadaan sehat, atau tidak. Pada analisis ini menunjukkan kinerja perusahaan yang sekaligus merefleksikan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Altman menggunakan 5 rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.

  • Z-Score Asli

Versi pertama dari Z-Score yang asli, tampilannya ada pada tabel berikut :

Sebuah gambar berisi meja

Deskripsi dibuat secara otomatis

Karena keterbatasan dari penggunaan Z-Score yang hanya dapat kamu gunakan untuk perusahaan manufaktur dan publik. Altman kemudian mengembangkan dua varian dari Z-Score, yaitu Z’-Score dan Z”-Score. 

  • Z’-Score

Analisis ini berguna untuk perusahaan non public dengan cara merumuskan kembali rasio. Perumusan yang berubah dari sampel yang berbeda membuat hasil akhir rumus Z’-Score menjadi :

Zi = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,99X5

Keterangan :

X1 = (Aktiva Lancar – Utang Lancar) / Total Aktiva

X2 = Laba yang ditahan / Total aktiva

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total aktiva

X4 = Nilai pasar modal / Nilai buku hutang

X5 = Penjualan / Total aktiva

Kriteria Altman Z’-Score

1. Perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,90 terklasifikasikan sebagai perusahaan sehat.

2. Perusahaan dengan skor antara 1,20 sampai 2,90 terklasifikasikan sebagai perusahaan pada daerah rawan bangkrut

3. Perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut.

  • Z”-Score

Pada model terakhir ini, sampel yang digunakan diganti dengan perusahaan dari negara berkembang (emerging market), yaitu Mexico. Rumus Z”-Score adalah rumus paling fleksibel karena dapat kamu gunakan untuk perusahaan public dan private.

Sebuah gambar berisi meja

Deskripsi dibuat secara otomatis

Metode Groover

Metode groover merupakan model yang diciptakan dengan melakukan pendesainan dan penilaian silang terhadap model Altman Z-Score. Groover menghasilkan funsgi sebagai berikut:

Score = 1,650 X1 + 3,404 X2 + 0,016 ROA + 0,057

Keterangan :

X1 = Working Capital to Total Assets

X2 = Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets

ROA = Net Income to Total Assets

Groover mengklasifikasikan nilai kebangrkutan perusahaan sebagai berikut :

1. Jika score s ≤ -0,02 maka perusahaan dalam keadaan bangkrut

2. Jika score ≥ 0,01, maka perusahaan dalam keadaan sehat (tidak bangkrut)

Metode Springate

Analisis kebangkrutan ini ditemukan oleh Springate pada tahun 1978. Formulasinya adalah :

S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C + 0,4 D

Keterangan :

A = Working Capital to Total Assets

B = Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets

C = Earning Before Taxes to Current Liabilities

D = Total Sales to Total Assets

Klasifikasi Springate tentang penilaian kebangkrutan, yaitu :

1. Jika nilai S < 0,862 maka mengindikasikan perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius

2. Jika nilai 0,862 < S < 1,062 maka mengindikasikan bahwa pihak manajemen harus hati-hati dalam mengelola aset-aset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan (daerah rawan kebangkrutan)

3. Jika nilai S > 1,062 mengindikasikan perusahaan dalam kondisi keuangan sehat atau tidak bangkrut.

Metode Zmijewski

Model analisis ini ditemukan oleh Zmijewski pada tahun 1981 yang merupakan hasil riset selama 20 tahun. Rumusnya yaitu :

Z = -4,3 – 4,5 X1 + 5,7 X2 – 0,004 X3

Keterangan :

X1= ROA

X2 = Debt Ratio

X3 = Current Ratio

Klaisifikasi penilaian adalah :

1. Jika Z bernilai positif ( Z > 0) berarti perusahaan berpotensi bangkrut

2. Jika Z bernilai negative ( Z < 0) Berarti perusahaan dalam keadaan sehat/tidak bangkrut.

Wah, sungguh rumus yang terlihat kompleks, ya? Namun jika kamu pahami dengan baik, rumus-rumus di atas tidak sekompleks kelihatannya, kok! Kamu dapat memuat rumus-rumus tersebut ke dalam excel, lalu tinggal memasukkan data yang diperlukan dari laporan keuangan perusahaan yang akan dianalisis. Dengan cara itu, penulis yakin sobat pasti akan jauh lebih mudah menganalisa potensi kebangkrutan. Yuk mulai sekarang jangan malas menganalisa potensi kebangkrutan juga!

Sumber:

Manajemen Keuangan edisi kedua, Syahyunan

Penulis:

Kategori: Lain-Lain

Join the Conversation

66 Comments

  1. Ping-balik: 3outsourcing
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Link berhasil disalin