Sobat sekalian tentunya tidak akan asing lagi dengan istilah konvensional dan syariah pada lembaga keuangan. Mungkin sebagian besar dari masyarakat secara umum akan membedakan kedua istilah ini berdasarkan prinsip maupun aturan di dalam mekanismenya. Keuangan syariah menggunakan aturan atau kebiasaan sesuai prinsip yang ada dalam ajaran agama Islam dalam pelaksanaannya. Sedangkan keuangan konvensional menggunakan mekanisme liberal dan mengutamakan keuntungan sebagai tujuan utama (kapitalis). Tentunya definisi ini cukup benar dan banyak dipakai secara umum, tetapi dalam sudut pandang ekonomi, perbedaan keduanya apa sih? Trus kalo mau mengenali suatu keuangan masuk tipe syariah bagaimana? Yuk kenali Keuangan Syariah vs Keuangan Konvensional
Prinsip Pengelolaan Keuangan
Pada prinsipnya, hal terutama yang membedakan antara keuangan konvensional dan syariah adalah pengelolaan keuangan syariah tidak menggunakan bentuk bunga atau riba. Melainkan menerapkan prinsip bagi hasil antara nasabah dan lembaga keuangan, dan pembiayaan yang harus halal. Prinsip ini menjadi perbedaan fundamental karena keuangan konvensional bahkan memiliki sector yang berfokus dalam menghasilkan keuntungan melalui nilai bunga atau riba. Salah satunya eperti keuntungan dalam menabung, prinsip pinjaman berbunga, hingga operasi pegadaian barang. Selanjutnya manajemen keuangan syariah menitik-beratkan dalam syariah islam. Prinsip ketika uang bukan sebagai komoditas yang memiliki nilai jual beli, serta penggunaan dana yang selalu menyertakan kebermanfaatan luas. Berbeda dengan keuangan konvensional yang menitikberatkan pada hal-hal kreatif. Contohnya berupa inovasi dan penggunaan berbagai cara dalam mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin (kapital). Terakhir adalah bentuk transaksi ketika transaksi dari keuangan syariah selain berasal dari hasil bagi kedua pihak, tetapi juga sesuai akad tabbarru’ yaitu transaksi untuk saling tolong menolong dalam tujuan non-profit. Berbeda dengan transaksi konvensional yang seringkali berat sebelah ataupun terkesan menguntungkan sesuai dengan porsi kepentingan antara pihak lembaga keuangan dengan nasabah.
Baca Juga: Mengenali Saham Syariah BRIS
Mekanisme dan Prinsip Keuangan
Selanjutnya keuangan syariah dapat kamu identifikasi dari mekanisme dan prinsip nyata yang tampak. Pertama, tidak ada istilah dan penggunaan “bunga” bahkan hasil yang bukan kamu dapat dari pengusahaan, berbeda dari bentukan keuangan konvensional seperti saham yang dapat memberikan keuntungan atau profit tanpa pengusahaan. Kedua, keuangan syariah menggunakan prinsip bagi keuntungan atau nisbah, bertujuan agar resiko dan kontribusi menjadi seimbang antara kedua pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Ketiga, keuangan syariah menerapkan prinsip kemitraan yang artinya posisi dari kedua pihak yang melakukan kegiatan ekonomi sejajar dan adil satu sama lain. Satu hal yang menjadi jaminan dari prinsip kemitraan ini adalah tidak ada pihak yang terlalu merugi atau terlalu untung. Kemudian dalam prosesnya keuangan syariah juga akan selalu terkait dengan 2 penerapan asas yaitu penerapan asas transparansi ,dalam bentuk pelaporan keuangan yang terbuka dan berkesinambungan sehingga pengetahuan tentang progress keuangan akan terbuka bagi semua pihak serta penerapan asas umum ,yang berbentuk kesetaraan dan tanpa membeda-bedakan latar belakang dari pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi.
Nah, bagaimana sobat? Tentunya sekarang menjadi makin paham dan bisa untuk membedakan produk lembaga keuangan apakah tergolong konvensional atau syariah berdasarkan mekanismenya. Lebih jelas kan Keuangan Syariah vs Keuangan Konvensional. Ikuti terus artikel dari David Wijaya.
Sumber :
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
Excellent insights! Your breakdown of the topic is clear and concise. For further reading, check out this link: READ MORE. Let’s discuss!