Sesimpel Ini 5 Strategi Investor Hadapi Ekonomi Resesi

Apabila ekonomi dunia sedang berada dalam kondisi tidak baik-baik saja, Resesi Ekonomi akan menjadi momok yang menakutkan bagi para investor. Menyikapi kemungkinan resesi ekonomi perlu kamu sikapi dengan baik dengan menyusun strategi dalam berinvestasi. Kejadian merugikan ini jika tidak kamu antisipasi dengan baik, dapat menyebabkan kerugian yang cukup parah. Berikut ini merupakan lima strategi investor jitu dalam berinvestasi ketika ekonomi resesi terjadi.

Pahami profil risiko yang kamu ambil

Sebelum berinvestasi, alangkah lebih baik untuk mengetahui dasar berinvestasi, yaitu memiliki pengetahuan terkait profil risiko untuk menentukan jenis instrumen investasi mana yang cocok dengan OneBestie. Ada tiga tipe profil risiko yang perlu kamu ketahui, pertama agresif, moderat dan konservatif.

Adapun jenis tipe investor agresif jika investor mau membeli produk dengan tingkat risiko tinggi, tetapi memiliki potensi return investasi yang tinggi. Tipe kedua,adalah tipe moderat, investor mau membeli produk investasi dengan sedikit resiko tetapi tidak terlalu besar sehingga masih memperoleh return yang lebih tinggi. Sedangkan tipe investor terakhir yaitu, tipe konservatif, tipe ini tidak mau mengambil resiko dalam berinvestasi sehingga memperoleh return yang kecil.

Persiapkan dana darurat berbentuk liquid asset

Setelah kita mengetahui profil risiko yang kita miliki, langkah berikutnya adalah menyiapkan dana darurat,. Dana darurat menjadi strategi yang berguna untuk kondisi resesi ekonomi dan dalam perencanaan baiknya sih berbentuk liquid asset. Karena kondisi resesi ekonomi merupakan kondisi ketika ketidakpastian menjadi hal yang paling penting disesuaikan. Sehingga untuk memiliki instrumen investasi dalam bentuk likuid misalnya tabungan bank, deposito, reksa dana pasar uang atau emas juga bisa menjadi strategi investasi.

Bijak memilih jenis investasi

Pilihan instrument menjadi sangat penting dalam kondisi ini. Sehingga perlu strategi memprioritaskan jenis investasi yang memiliki resiko rendah dan liquid (mudah dicairkan). Contohnya seperti deposito yang memiliki risiko rendah, tetapi memang memiliki return yang lebih rendah. Alasan utama karena pada kondisi resesi ekonomi, tidak menutup kemungkinan kamu atau orang sekitar terkena pemotongan gaji atau bahkan PHK, dan harga kebutuhan juga umumnya naik.

Namun, jika kamu merupakan tipe investor yang agresif baiknya untuk investasi pada saham atau reksa dana saham dengan waktu jangka panjang 2 sampai 3 tahun. Serta dalam melakukan investasi sebaiknya kamu lakukan secara bertahap guna memantau perkembangan kondisi ekonomi sehingga tidak kami sarankan investor agresif membeli dalam jumlah besar dalam waktu tertentu.

Rebalancing portofolio

Pertama investor dapat melakukan evaluasi terhadap pergerakan investasi ketika resesi ekonomi mulai menunjukan taringnya. Ssetelahnya dapat dilakukan rebalancing. Rebalancing adalah penataan ulang portofolio investasi dengan mengurangi risiko kerugian dari aset-aset yang memiliki performa yang turun signifikan akibat ketidakpastian ekonomi global, dalam hal ini resesi ekonomi.

Re-alokasi persentase investasi

Pada dasarnya investasi berada dalam piramida atas dalam pengelolaan keuangan. Dengan terpenuhi kebutuhan primer, idealnya investasi kamu lakukan. Namun dalam kondisi resesi ekonomi yang mungkin terjadi, alangkah lebih baik untuk mengalokasikan sisa dana dari kebutuhan primer ke dalam dana darurat barulah investasi. Persentase misalnya, 10 persen dari pendapatan kamu gunakan sebagai dana darurat, serta 10 persen lainnya investasi.

Nah, itulah strategi jitu para investor dalam menyiasati ketidakpastian ekonomi global, seperti resesi ekonomi yang umumnya sangat mengacaukan secara keseluruhan kegiatan ekonomi. Semoga bermanfaat ya

Sumber :

https://money.kompas.com/read/2020/09/21/141124826/strategi-investasi-untuk-antisipasi-resesi?page=all

Penulis: DWJ - RQ

Kategori: Lain-Lain