Sesimpel Ini Bahas Kasus JPMorgan

Belakangan, JPMorgan Chase (JPMC) perusahaan keuangan top asal Amerika Serikat mengaku tertipu oleh startup fintech bernama Frank yang melayani pinjaman pendidikan untuk pelajar Amerika Serikat yang didirikan oleh Charlie Javice. 

Kok bisa?

JPMorgan Chase & Co.

W JPMorgan Chase lecą głowy za miliardowe straty - Wiadomości - Forbes.pl

Sebelum ke kasusnya, kita cari tahu dulu siapa JPMorgan?

JPMorgan Chase menjadi bank terbesar di Amerika Serikat dan masuk 10 terbesar di dunia dengan total asset lebih dari US$ 3,74 triliun atau sekitar Rp58,62 kuadriliun! Bank hasil dari beberapa merger dan akuisisi ini juga salah satu pengelola investasi terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar mencapai $395,4 Billion per 20 Januari 2023 kemarin. 

Sekelas JPMorgan tertipu?

Kronologi Kasus JPMorgan

Dari 4,25 juta jumlah pengguna Frank yang diklaim Javice, ternyata hanya sekitar 300 ribu di antaranya yang merupakan pengguna “asli” dan jutaan sisanya hanyalah data fiktif. Kebohongan baru terbongkar setelah pihak JPMC mengirimkan email pemasaran ke 400 ribu pelanggan Frank tetapi 70% emailnya ternyata dikembalikan. 

Dugaan Penipuan 

Data analyst ou data scientist : quel métier choisir ?

Javice di duga membayar seorang data scientist untuk membuat data pengguna palsu senilai $18 ribu atau sekitar Rp272 juta. 

Kejadian ini tentu menjadi pelajaran bagi perusahaan sekelas JPMC yang di ketahui berhasil mengakuisisi Frank tahun 2021 lalu dengan mahar senilai US$ 175 juta atau mencapai sekitar Rp2,6 triliun (kurs Rp15.250). 

Sosok Charlie Javice

Mikael Dewabrata 📊 on Twitter: "@Forbes Charlie Javice masuk daftar Forbes  30 Under 30 list di tahun 2019 di kategori keuangan. Javice pernah bilang  kalau kesulitannya adalah skala. Skala di dunia bisnis /

Yang cukup mengagetkan juga ternyata Javice pernah masuk daftar Forbes 30 under 30 kategori Finance tahun 2019 lalu berkat keberhasilan startup yang di rintis di usia mudanya. Bahkan selain Frank, Javice juga sempat mendirikan startup lain bernama PoverUp hingga 2015 lalu. 

Kekayaan Javice

JP Morgan Says Startup Founder Used Millions Of Fake Customers To Dupe It  Into An Acquisition

Kekayaan Javice juga tidak bisa di bilang sedikit. Setidaknya sekitar Rp75 miliar bisa ia dapatkan dari kariernya selain menjadi Founder & CEO Frank. Ia juga pernah menjadi Anggota Dewan Pengawas University of Pennsylvania Hillel lebih dari 3 tahun hingga Penasihat Khusus The Wharton School lebih dari 12 tahun.

Petinggi Startup Forbes 30 Under 30 yang tersandung Kasus Penipuan

Sam Bankman-Fried has 'few billion' to help crypto industry
CEO Alameda Research Caroline Ellison Dinyatakan Bersalah Atas Tuduhan  Skema Penipuan, Berpeluang Dihukum 110 Tahun Penjara
Berkenalan dengan Elizabeth Holmes, Sosok Besar Di Balik Skandal Penipuan  Theranos

Kini, Javice menambah panjang daftar “petinggi” startup yang masuk jajaran Forbes 30 under 30 yang terlibat kasus penipuan. Sebelumnya, Sam Bankman-Fried (SBF) founder FTX, Caroline Ellison pimpinan Alameda Research, dan Elizabeth Holmes founder Theranos, juga sempat terseret kasus. 

Akhir Kata dari Kasus JPMorgan

“The Fraudster’s greatest liability is the certainty that the fraud is too clever to be detected”

-Louis J. Freeh –

Sumber:

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6517280/ini-lho-kebohongan-startup-frank-yang-bikin-jp-morgan-kena-tipu-rp-26-t

Penulis:

Kategori: Bisnis

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Link berhasil disalin