
Dahulunya, 7 Maret 2023 lalu, Bank SVB menunjukkan rasa bangga melalui unggahannya di Twitter atas pencapaiannya masuk daftar “America’s Best Banks”.
Sayangnya, 4 hari setelahnya tepatnya 10 Maret, SVB collapse, bahkan neraca keuangannya merosot hingga minus $1M (Rp±14,7 Triliun).
Dengan waktu yang secepat itu, sebenarnya … apa yang terjadi?
Track Record yang Nyaris Sempurna
- 40 tahun beroperasi
- Global Commercial Banking
- Bank terbesar ke-16 di Amerika
- Bank terbesar pendanaan startup AS.
- Bagian dari SVB Financial Group
- Total asset $209 Miliar (Rp±3.000 Triliun)
Ternyata tidak hanya itu,
Berikut Pendapatan Bank SVB
Tahun | Net Interest Income | Net Interest Income Growth |
Pertama, 2018 | 1,894 | – |
Kedua, 2019 | 2,097 | 10,70% |
Ketiga, 2020 | 2,156 | 2,85% |
Keempat, 2021 | 3,179 | 47,43% |
Terakhir, 2022 | 4,485 | 41,08% |
Berikut Source: Wall Street Journal (https://www.wsj.com/market-data/quotes/SIVBQ/financials/annual/income-statement)
Bahkan sejak tahun 2018, SVB berhasil memperoleh pendapatan bunga bersih yang terus meningkat setiap tahunnya dengan terakhir tahun 2022 lalu berhasil menyentuh hampir US$4,5 Miliar (Rp±66 Triliun).
Pinjaman SVB
Berikut Source: the deep dive (https://thedeepdive.ca/what-happened-at-silicon-valley-bank/)
Dan bila dilihat, 55% pinjaman SVB adalah venture capital untuk startup teknologi yang secara pertumbuhannya selama beberapa tahun ke belakang membuat The Valley kebanjiran uang.
Sesungguhnya Kok bisa collapse?
Berikut The Timeline
Berikut Source: Bloomberg, USA Today
Rupanya SVB investasikan >50% dana dalam bentuk obligasi jangka panjang dimana suku bunga mendekati nol.
Sesungguhnya apakah itu Ide yang bagus? Jelas. Tapi celakanya, saat suku bunga naik maka harga obligasi akan turun ditambah tech winter yang buat perusahaan banyak tarik cash untuk survive.
8 Maret
- Kemudian SVB Financial Group menjual saham dan obligasinya senilai US$21 Miliar (Rp±308 Triliun) dengan kerugian US$1,8 Miliar (Rp±26 Triliun)
9 Maret
Setelahnya, Klien panik & bank run (penarikan uang secara massal) senilai US$42 Miliar (Rp±618 Triliun) dalam sehari.
- Akibatnya Saham SVB turun >60%
10 Maret
- Sampai-sampai SVB resmi ditutup oleh regulator keuangan California.
- Jadi kehancuran bank terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Alhasil Terjun payung, SVB kehilangan lebih dari US$160 Miliar (Rp±2.300 Triliun) dalam 24 jam.
The Domino Effect dari Keruntuhan Bank SVB
Companies | Deposits |
Pertama dari Amerika | |
Roblox | US$150 Juta |
Roku | US$487 Juta |
Buzzfeed | US$56 Juta |
Sunlight Financial Holding Inc | US$64 Juta |
Acuityads Holding Inc | US$55 Juta |
Cohu Inc | US$12,3 Juta |
Rocket Lab USA Inc | US$38 Juta |
Alkami Technology Inc | US$3,3 Juta |
Stitch Fix | US$40 Juta |
Circle | US$3,3 Miliar |
BlockFi | US$227 Juta |
Payoneer Global Inc | US$20 Juta |
Lendingclub Corp | US$21 Juta |
Vir Biotechnology | US$220 Juta |
Sunrun | US$80 Juta |
Ginkgo Bioworks Holding Inc | US$74Juta |
Kedua dari Eropa | |
Trustpilot Group Plc | US$36 Juta |
Zealand Pharma | US$23,4 Juta |
Pharming Group NV | US$26 Juta |
Alecta | US$111,94 Miliar |
Ketiga dari Asia Pasifik | |
Nitro Software | US$12,18 Juta |
Source: Reuters (https://www.reuters.com/business/finance/global-firms-with-exposure-collapsed-svb-2023-03-13/)
Selain itu, Melalui kejatuhannya, sejumlah kerugian tercatat pada beberapa perusahaan yang tersebar hampir di seluruh dunia yang mendepositkan dananya pada SVB dengan loan to deposit ratio yang hanya sekitar 40%.
Wall Street Melemah
Keruntuhan SVB sebagai kebangkrutan terburuk ke-2 sepanjang sejarah AS jelas juga memengaruhi indeks saham AS. Bahkan Indeks S&P 500 tercatat turun 6,6% pada hari Kamis (9/3) diikuti 4,2% keesokan harinya (10/3).
Seminggu setelahnya, Jumat (17/3) tercatat 3 indeks saham US, DJIA turun 1,19%, S&P 500 turun 1,10%, NASDAQ turun 0,74%
FDIC dan HSBC Selamatkan Situasi
Terakhir, HSBC resmi mengakuisisi SVB UK seharga Rp18 Ribuan dengan pengecualian terhadap asset dan kewajiban perusahaan.
Dan kabar baiknya lainnya, sekitar US$175 Miliar(±Rp2.574 Triliun) rekening nasabah diambil alih FDIC (LPS di AS) yang akan bantu dalam pelunasan. Meskipun begitu, dana maksimum hanya US$250 Ribu (±Rp3,7 Miliar), padahal mayoritas klien SVB adalah startup yang jelas punya simpanan lebih dari itu.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Keruntuhan Bank SVB
- Alhasil inilah pelajaran yang begitu berharga terkait Pentingnya manajemen risiko likuiditas (menjaga Net Stable Funding Ratio (NSFR) dan Liquidity Coverage Ratio (LCR), minimal 100%). Ini penting sebagai antisipasi guncangan pasar dan gangguan likuiditas untuk memastikan lembaga keuangan punya perlindungan modal yang sesuai.
- Kemudian Pentingnya pengelolaan risiko suku bunga dengan hedge atau menyesuaikannya dengan aset dan liabilitas (Interest Rate Swap, Interest Rate Floor).
- Terakhir, Pentingnya menjaga diversifikasi portofolio aset, misalnya dengan share aset di Surat Utang dan kredit, mempertahankan yield, dll.