Pilih Mana? Core Stocks vs Value Stocks?

Kamu yang suka berinvestasi saham, kira-kira saham apa yang akan kamu investasikan (beli dan simpan)? Core stocks vs value stocks? Apakah perbedaanya?

Jika kamu masih bingung saham apa yang akan kamu investasikan, simak informasi di bawah ini untuk meyakinkanmu dalam investasi saham.

Core stocks

Dalam dunia investasi saham, core stocks biasa orang samakan dengan saham blue-chip, yaitu saham dengan karakteristik memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 40 triliun rupiah dan memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Ciri berikutnya dari core stocks adalah harga saham yang sangat jarang atau bahkan tidak murah, contohnya seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang harganya Rp.4.680/lembar saham (19/04).

Core stocks biasanya berguna untuk penggunaan jangka panjang, seperti dana pensiun, warisan, dana pendidikan anak, dan lainnya.

Value stocks

Value stock biasa orang artikan sebagai saham yang di perjualbelikan di bursa efek, tetapi memiliki harga rendah di bawah nilai intrinsiknya. Saham value stocks biasanya perusahaan dengan pondasi bisnis yang belum terlalu besar, tetapi memiliki prospek yang bagus di masa depan.

Sebuah saham value stocks dapat kita gambarkan sebagai saham dengan perbandingan ratio yang lebih murah daripada core stockss. Lo Kheng Hong adalah salah satu investor yang berinvestasi pada saham-saham value stocks dengan kategori rasio PBV di bawah 1x, dan ratio P/E di bawah 5x.

Mengatur Portofolio dari Kedua Tipe Saham

Bagi investor pemula, mengatur portofolio bisa jadi suatu hal yang membingungkan. Hal ini disebabkan karena para pemula biasanya melakukan investasi sambil mempelajari investasi saham lebih dalam.

Tetapi tidak ada salahnya jika kamu juga mempelajari cara mengatur portofolio. Biasanya, investor tingkat lanjut akan mengatur portofolio mereka sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi. Dalam hal ini juga termasuk memisahkan value stocks dan core stocks ke portofolio yang beda, karena kedua jenis saham tersebut memiliki hasil yang berbeda. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu keputusan investasimu.

Rencana Alokasi Dana Investasi Untuk Core Stocks Dan Value Stocks

Jika kamu seorang investor pemula, ada baiknya di awal investasi kamu mengalokasikan dana di saham core stocks. Hal ini harus kamu lakukan agar kamu terbiasa dengan fluktuasi di pasar. Untuk membangun kebiasaan investasi, kamu bisa menerapkan metode DCA (Dollar Cost Averaging) yaitu metode menyetorkan dana investasi secara rutin dalam satu periode.

Kamu boleh melanjutkan untuk berinvestasi di saham value stocks dengan tujuan mempercepat pertumbuhan nilai aset. Untuk membentuk portofolio khusus value stocks, kamu harus memiliki skill tambahan, seperti mempelajari tentang analisis teknikal.

Kesimpulan

Kemudahan berinvestasi memang memiliki banyak manfaat, karena saat ini semua orang dapat memulai investasi sebagai langkah awal menghindari inflasi. Tetapi, secara tidak sadar, kemudahan ini justru menjadi bumerang bagi diri kita sendiri jika tidak memahami dengan baik dan benar cara berinvestasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang mengalami kerugian karena faktor tidak siap dan harapan ingin cepat kaya.

Salah satu hal yang investor pemula wajib ketahui adalah perbedaan core stocks dan value stocks, serta bagaimana cara menyusun portofolio dari kedua jenis saham tersebut. Kamu bisa mulai menabung saham core stocks dan dilanjutkan dengan menabung saham value stocks. Jangan lupa untuk membedakan portofolio yang kamu miliki agar tidak memunculkan bias dan tujuan investasimu dapat tergambarkan dengan jelas.

Untuk kamu yang ingin memulai investasi saham, semoga dengan membaca artikel ini kamu tidak akan terjebak dalam memilih saham yang sesuai dengan kemampuan finansial yang kamu miliki. Sudah semakin paham antara core stocks vs value stocks?

Sumber:

https://kampungpasarmodal.com/article/detail/208/core-stocks-vs-value-stocks-mana-yang-lebih-unggul

Penulis: DWJ - RQ

Kategori: Investasi