Sesimpel Ini Migrasi dari Sibuk Jadi Produktif

Kamu pernah dengar nggak sih peribahasa yang sebutin kayak “Jangan sia-siakan waktumu!”, “Waktu adalah uang”, “Waktu lebih berharga daripada emas”. Sudah sering kah? Ada buku yang menjelaskan lebih detail tentang sibuk jadi produktif. Namanya “The 4-Hour Work Week” yang ditulis Timothy Ferriss. Yuk kita simak. 

Siapa sih Timothy Ferriss?

Timothy Ferriss atau kalau kamu searching di Wikipedia itu namanya Tim Ferriss adalah seorang entrepreneur, investor, penulis, podcaster, guru lifestyle terkenal dari Amerika. Ketenaran Tim terutama saat meluncurkan edisi buku series “4-Hour” diantaranya “4-Hour Body”, “4-Hour Chef”, hingga “4-Hour Work Week”.

Secara Umum Tentang Pembahasan Tim di Buku dari Sibuk Jadi Produktif

Tim menilai waktu lebih berharga daripada uang. Sebagian kekayaan kita di habiskan untuk meluangkan waktu kerja kita dari 40 jam seminggu menjadi 4 jam saja. Salah satunya dengan menyewa asisten pribadi. Tim juga meyarankan untuk travelling untuk menilai ciri khas negara yang di tuju. Terdapat tabel “Dreamline” yang berfungsi untuk mengumpulkan 4 hal yang paling kita inginkan di dunia ini. Entah barang, skill, atau melancong. Kita membuat juga estimasi biaya yang akan di bagi dalam 12 bulan misalnya. 

Perbedaan Antara Sibuk dan Produktif

Terdapat beberapa kegiatan yang bisa di kategorikan sebagai sibuk atau produktif. Misalnya mengunjungi Facebook. Jika kamu mengunjungi situs Facebook atau media sosial lainnya di jam kerja maka itu adalah kesibukan. Tapi kalau mengunjunginya karena ingin mengirim pesan atau berkas khusus untuk orang-orang tertentu yang berkaitan dengan tugas kantor maka itu produktif.

Begitu halnya jika membaca berita itu adalah kesibukan. Namun kalau membaca berita ini karena perintah langsung dari atasan untuk menilai berita gaji bulan ketiga belas misalnya maka itu termasuk produktif.

Termasuk juga mengobrol. Jika mengobrol tentang kejelekan orang maka itu kesibukan, buang waktu. Kalau komunikasi untuk negosiasi sebuah proyek milik perusahaan maka itu termasuk produktif. Jadi sudah terbayangkan polanya?

Gunakan Prinsip 80/20

Intinya 80% output merupakan 20% dari input. Tim mencontohkan tentang pedagang makanan suplemen yang sadar bahwa 80% keuntungan berasal dari 20% penjual atau reseller saja. Maka sudah seharusnya memberikan perhatian lebih besar untuk 20% penjual alih-alih membaginya secara rata. Prinsip ini membantunya dalam menyusun skala prioritas kegiatan. Hukum Parkinson bilang lebih banyak waktu yang kita miliki untuk menyelesaikan pekerjaan, lebih banyak waktu juga yang akan di habiskan untuknya. 

Diet Minim Informasi

Tim menyarankan untuk mengurangi konsumsi berita. Mungkin agak aneh memang. Dia menilai lebih baik untuk membaca buku dengan penuh kesadaran bahwa apa yang di bacanya harus berorientasi hasil. Kamu mau mencobanya? Mungkin harus trial and error dulu yah, takutnya malah nggak relevan sama kamu. 

Berani Menolak

Email yang tidak penting, berita menarik di situs favorit, status teman di sosial media mungkin layak di tolak agar lebih produktif. Perlu di pilah-pilah mana yang meningkatkan produktivitas, mana yang nggak. 

Gimana? Sudah siapkah kamu untuk lebih produktif? Tambahan juga bahwa kekayaan adalah aktivitas, kemampuan untuk melakukan hal yang ingin kamu lakukan. Kebahagiaan menurut Tim lawannya adalah kebosanan. Kekayaan bukan tentang uang sebanyak-banyaknya. Namun bagaimana cara memiliki waktu luang yang menimbulkan kebahagiaan sebanyak-banyaknya. 

Jangan lupa Give Applause, Komentar kalau masih ada yang bingung, dan Share ke teman terdekatmu. Follow juga IG @davidwijaya23 untuk informasi seputar keuangan, kesehatan, dan buku yaaa!

Referensi:

https://wilmanfath.wordpress.com/2017/02/14/resensi-buku-the-4-hour-work-week/

https://pengusahamuslim.com/3699-resensi-buku-the-4-hour-workweek-1886.html

Penulis:

Kategori: Investasi

Join the Conversation

1 Comment

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Link berhasil disalin